,
Menggantikan Guru atau Membantu Guru?
Dalam dunia pendidikan tentunya terdapat kurikulum yang bisa dikatakan sebagai suatu hal yang mengatur jalannya pendidikan. Kurikulum merupakan pedoman dalam menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, dimana dalam kurikulum terdapat seperangkat bahan ajaran, isi, serta tujuan yang akan dijalankan. Sudah jelas bahwa kurikulum adalah hal yang penting dalam pendidikan, tercapainya tujuan pendidikan merupakan suatu keberhasilan dari kurikulum. Kurikulum bersifat fleksibel, artinya kurikulum akan berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kurikulum perlu dikembangkan karena seiring dengan perkembangan zaman maka ilmu pengetahuan akan ikut berkembang dan pertumbuhan penduduk juga akan pesat, hal tersebut sangat berpengaruh dengan kondisi lingkungan serta pola pikir masyarakat, maka kurikulum harus disesuaikan.
Kurikulum yang diterapkan pada pendidikan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 (K-13) yang menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Di dalam K-13 memiliki aspek penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik yang saling terkait. Pada tujuan K-13 dinyatakan salah satu karakteristik K-13 adalah mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Maka, penilaian ketiga aspek tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan peserta didik, sehingga guru akan mudah dalam melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga kefektifan dalam sebuah pembelajaran akan terwujud.
Pada bulan September 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program digitalisasi sekolah yang ditujukan khususnya kepada daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Daerah 3T ini merupakan daerah yang minim akan fasilitas-fasilitas termasuk pada bidang pendidikan, oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian melalui program digitalisasi sekolah. Digitalisasi sekolah merupakan program yang mendukung revolusi industri 4.0 yang sangat berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka, peserta didik bisa mencari informasi, ilmu, dan pengetahuan melalui media tidak hanya melalui guru saja.
Tidak sedikit masyarakat yang kurang setuju dengan program digitalisasi sekolah ini, karena mereka sangat menggantungkan peserta didik kepada guru, sehingga setelah program ini diadakan mereka beranggapan bahwa peran guru tergantikan oleh teknologi. Padahal, ketergantungan yang berlebihan antara peserta didik dengan guru merupakan hal yang kurang baik karena peserta didik tidak akan mengenal yang namanya kemandirian. Maka, selain untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar, digitalisasi sekolah ini juga bertujuan untuk memandirikan peserta didik. Tetapi bukan berarti peserta didik tidak boleh melibatkan dan meminta bantuan guru, malahan guru sangat berperan penting dalam perkembangan peserta didik, hanya saja peserta didik tidak harus terlalu bergantung kepada guru karena jika peserta didik terlalu bergantung maka perkembangan peserta didik akan lambat atau jika peserta didik berkembang dengan cepat maka hanya akan berkembang dalam lingkungan itu saja tidak dengan lingkungan luar sedangkan zaman akan selalu berubah dan berkembang.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia maka perlu adanya perkembangan salah satunya yaitu digitalisasi sekolah. Segala hal yang baru tidak akan memperburuk kondisi jika perencanaan dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek yang ada, persiapan yang matang, bahan dan alat yang baik, pelaksanaan yang tepat, serta evaluasi yang selalu dilakukan ditiap tahapan, termasuk dalam proses digitalisasi ini.
Peran guru tidak akan digantikan hanya karena digitalisasi sekolah karena guru merupakan hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Perkembangan zaman akan menyulitkan guru jika tidak ada fasilitas yang mendukung, salah satu hal yang akan membantu guru adalah program digitalisasi sekolah. Menciptakan generasi muda yang berdaya saing sangatlah sulit jika hanya bergantung pada guru. Dengan adanya digitalisasi sekolah, peserta didik akan banyak mendapatkan informasi sehingga pola pikir peserta didik akan terasah ditambah dengan arahan dan didikan dari seorang guru maka perkembangan peserta didik akan pesat.
Selain untuk membantu guru, program ini juga merupakan tantangan bagi guru, karena guru harus benar-benar mendamping dan mengarahkan peserta didik. Jika peserta didik tidak diarahkan dengan baik maka akan berdampak negatif dengan peserta didik. Guru harus membimbing peserta didik dalam mengolah informasi, mana informasi yang bisa diambil dan mana informasi yang tidak harus diambil, atau dengan kata lain guru harus menunjukkan sumber informasi yang baik kepada peserta didik. Informasi dari luar perlu diambil peserta didik guna membuka pandangan mereka dan memperluas pola pikir mereka. Jika peserta didik hanya mendapat informasi dari lingkungan sekitar saja maka mereka tidak akan mempunyai jiwa yang berdaya saing, sedangkan Indonesia membutuhkan para generasi mudah yang memiliki daya saing untuk memajukan bangsa Indonesia.
Untuk mengefektifkan program digitalisasi sekolah harus diadakan pula program lain seperti pelatihan guru yang dilakukan secara rutin. Hal tersebut perlu dilakukan karena semakin hari kondisi lingkungan akan selalu berubah. Guru tidak akan tahu tantangan apa lagi yang akan dihadapinya dan langkah-langkah apa lagi yang akan dilakukan untuk mengembangkan peserta didik. Maka perlu dilakukan pelatihan kepada guru-guru di Indonesia.
Selain pelatihan, untuk menyempurnakan program digitalisasi sekolah guru harus selalu aktif dalam bermedia sosial, guru harus mengetahui dahulu segala informasi baru sebelum diketahui oleh peserta didik karena guru harus memperhatikan dan mengolah dahulu informasi yang ada sebelum dijelaskan kepada peserta didik. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka peserta didik akan mengambil informasi secara asal tanpa mengolah dan tanpa diketahui oleh guru.
Jadi, sudah jelas bahwa program digitalisasi sekolah tidaklah menggantikan peran guru malahan akan memperkuat peran guru dan akan membantu guru dalam menjalankan proses belajar mengajar karena guru sudah mempunyai media informasi lebih untuk para peserta didik. Indonesia memerlukan para generasi muda yang tangguh, kaya informasi dan ilmu pengetahuan sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain. Jika digitalisasi sekolah didukung dengan kemampuan guru yang baik serta didukung oleh masyarakat dan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman maka mutu pendidikan Indonesia akan meningkat dan tujuan dari pendidikan Indonesia akan terwujud hasilnya adalah kemajuan Indonesia.
Program Studi : Pendidikan Matematika
Instansi : STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
Dosen Pengampu: Eka Rachma Kurniasi, M.Pd.
Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran Matematika